Senin, 06 Oktober 2008

MENGURAI KUSUTNYA KRISIS FINANSIAL AMERIKA

MENGURAI KUSUTNYA KRISIS FINANSIAL AMERIKA
Oleh : Dias Satria SE.,M.App.Ec
Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Brawijaya
Peneliti INSEF

Amerika saat ini benar-benar terpukul akibat episode-episode krisis keuangan yang melanda negrinya, mulai dari dot.com crisis, subprime mortgage crisis, wall street crisis hingga bankrutnya Lehman Brothers. Krisis yang menghabiskan dana talangan hingga ratusan miliar dolar, dan masih belum banyak memberikkan titik cerah bagi perkembangan Ekonomi AS, bahkan telah menjangkit ke beberapa kawasan dari Atlantik hingga Eropa dengan cepat.
Sumber asap: Ulah siapa?
Episode-episode krisis AS bukanlah merupakan rekayasa atau bentuk konspirasi negara lain terhadap AS, namun lebih disebabkan karena kerapuhan ekonomi domestik AS itu sendiri. Permasalahan ekonomi AS sebenarnya telah dimulai sejak 1990an, dimana ekonomi AS mulai menunjukkan defisit dalam current account (defisit perdagangan dan defisit fiskal). Bahkan penyakit defisit ini mulai meningkat drastis hingga US $ 664 Milyar di tahun 2004. Di tahun 2006, defisit AS telah mencapai 6.2% dari GDP AS.
Strategi defisit merupakan sumber permasalahan krisis yang menimpa AS selama ini. Dengan semakin rendahnya kinerja sektor riil AS tentu telah banyak mempengaruhi kinerja sektor keuangan yang makin babak belur. Meski inovasi dan kemajuan telah terjadi di pasar keuangan AS, namun tetap saja performa pasar keuangan merupakan representasi dari sektor riil. Sehingga resesi di sektor riil sudah pasti akan menciptakan krisis di sektor keuangan.
Pertanyaannya adalah, mengapa AS sekian lama mampu mempertahankan strategi defisit?dan siapa yang membiayainya?dan mengapa mereka mau membiayai defisit AS?Jawabannya terletak pada kekuatan status US Dollar yang diminati dunia, sebagai standar yang diterima umum dalam perdagangan internasional. Hal inilah yang secara umum mendorong bank-bank sentral dunia untuk memegang aset berdenominasi Dollar, sebagai cadangan (reserves). Strategi ini bertujuan untuk menstabilkan nilai tukarnya terhadap US Dollar. (Reinhart (2000) menjelaskan keadaan ini sebagai kondisi fear of floating, atau takut nilai tukarnya berfluktuasi).
Penyakit Menular
Krisis Finansial Amerika bak penyakit menular yang secara cepar menjangkit perekonomian negara-negara lain. Bank Sentral Jerman bahkan tengah mempersiapkan pinjaman 35 miliar Euro (US $ 51 Miliar) untuk menyelematkan Hypo Real Estate (Peminjam terbesar kedua di sektor real estate). Hypo Real estate disebutkan sebagai salah satu dari 5 perusahaan yang mendapatkan penyelamatan pemerintah eropa dalam 3 hari terakhir. Beberapa perusahaan seperti: Fortis (Belgia, Belanda dan Luxemborg), Bradfod & Bingley (Inggris), Dexia (Belgia, Prancis dan Luxemburg) dan Glitnir (Iceland), juga ikut serta dalam daftar penyelematan .
Mengapa penyakit krisis finansial ini cepat menular?Jawabannya hampir sama seperti yang terjadi di Asia 1997, bahwa respon pelaku pasar yang asimetri, telah menyebabkan kepanikkan yang luar biasa sehingga menyebabkan perilaku-perilaku di pasar keuanan yang Irasionil. Hal ini tentu disebabkan oleh permasalahan yang kompleks, termasuk bagaimana respon pengambil kebijakan mempengaruhi ekspektasi masyarakat dan sebaliknya. Di sisi lain kemajuan teknologi informasi di pasar keuangan, telah banyak mempengaruhi aliran informasi dengan cepat. Dan mendorong perilaku yang cepat pula. Hal inilah yang secara umum menyebabkan krisis menyebar.
Biaya yang mahal
Tentu krisis finansial harus dibayar mahal bagi dunia. Pertama krisis finansial membutuhkan dana talangan (Bail out) yang tinggi, dan menguras keuangan negara. Kedua krisis finansial sebagai jantung perekonomian telah menyebabkan mandeknya sektor riil karena aliran darah (uang) ke seluruh tubuh (sektor ekonomi) terhambat. Ketiga krisis finansial cenderung meningkatkan efek domino yang tinggi (its like a spagheti bowl effect, anda mungkin sulit mencari ujung-ujuangnya mie spageti). Keempat bagi bank-bank, kesulitan likuiditas akibat tingginya biaya dana. Bahwa dengan adanya krisis, bank harus mencari dana tambahan dengan meningkatkan pinjaman overnight dengan biaya bunga yang tinggi. Kelima krisis finansial mudah sekali berubah wujud menjadi kehancuran ekonomi yang menyebabkan hilangnya perkerjaan dan mendorong terjadinya kemiskinan. (dias.satria@yahoo.com)

3 komentar:

Ahmad Bhumi mengatakan...

Is it over yet ? Atau ini awalnya Depresi

Ya setidaknya sudah resmi disebut sebagai resesi kan Pak Diaz ?

Ini ilustrasi bagus :

http://www.salon.com/comics/tomo/2008/09/23/tomo/

Btw, Pak Diaz, Jadi blogger economist tapi in english kayaknya bisa jadi side job yang lumayan

Dgn SEO optimization yang bagus tentunya :)

Salam dari Mahasiswa bapak yang paling tua.

I am the Economist mengatakan...

if US $ 700 Billion couldn't change economy more better. This is just the start.

Anonim mengatakan...

Blog yg bagus tentang ilmu ekonomika.
Berikut ini saya coba juga mengurai kusut masai krisis finansial global:

http://pratolo.com/2008/12/18/causes-of-crisis-derivatives-massive-debt-and-excessive-leverage/

Salam.