Senin, 02 Maret 2009

Malang Raya Ekonomi Adem Ayem

MALANG RAYA: EKONOMI ADEM AYEM !

Dias Satria SE.,M.App.Ec

(Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Brawijaya)

Perekonomian Malang Raya hingga kini seakan belum menunjukkan lompatan yang gemilang dibidang ekonomi, meski akhir-akhir ini Kota Batu meluncurkan terobosan baru dunia entertainment dengan julukan Batu Next Spektakuler. Namun terobosan ini bukan tidak akan memberikkan efek yang positif bagi pembangunan ekonomi secara berkelanjutan, hanya saja satu terobosan tersebut akan sulit sekali berkembang jika permasalahan dasar yang dihadapi oleh Malang Raya belum dapat diselesaikan secara optimal. Hal ini disebabkan karena meski Malang Raya bukanlah satu kesatuan wilayah, namun ketiga wilayah tersebut (Kota Batu, Kab Malang dan Kota Malang) memiliki keterkaitan histori dan ekonomi yang sangat kuat. Sehingga kedepan, diharapkan Malang Raya dapat berkembang menjadi sebuah icon penting bagi barometer pembangunan di wilayah Jawa Timur.

Untuk memetakan secara sederhana perekonomian Malang raya, dapat dilihat secara ringkas dari kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) masing-masing sektor. Kita akan melihat 2 sektor dominan di masing-masing daerah (Kota/Kab. di Malang Raya). Pertama, Kota Batu dapat diidentifikasi sebagai Kota yang bebasis pada sektor Perdagangan, Hotel dan Pariwisata dan sektor pertanian. Kedua, Kota Malang berbasis pada sektor industri manufaktur dan sektor Perdagangan, Hotel dan Pariwisata. Ketiga Kabupaten Malang berbasis pada sektor Pertanian dan sector Perdagangan, Hotel dan Pariwisata. Sehingga dapat disimpulkan ketiga daerah di wilayah Malang Raya bertumpu pada 3 sektor dominan, yaitu: sektor Perdagangan, Hotel dan Pariwisata, Pertanian dan Industri Manufaktur.

Ketiga sektor tersebut tentu memberikkan andil yang sangat besar, khususnya terhadap pertumbuhan ekonomi Malang Raya dan pembukaan lapangan kerja. Sehingga jika terjadi kemandekkan sector-sektor tersebut, sudah barang tentu akan menyebabkan permasalahan yang kronis bagi pendapatan ekonomi masyarakat Malang Raya.

Kembali pada statement diawal yang menyebutkan tentang lompatan yang gemilang dibidang ekonomi, tentu bukanlah sindiran yang “kontraproduktif” atas kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukkan oleh pemda setempat, namun lebih pada motivasi dan semangat. Bahwa, pembangunan ekonomi tidak boleh hanya sampai disini saja, yang hanya “adem ayem” saja, di batas comfort zone. Namun diharapkan dapat melompat, sehingga berdampak positif bagi perbaikkan kesejahteraan masyarakat (welfare).

Sebelum lanjut, pada apa yang harus dilakukkan kedepan. Ada baikknya kita mengidentifikasi sejenak fakta-fakta dilapangan terkait dengan keadaan saat ini di Malang Raya (existing condition). Pertama, jika diperhatikkan secara “umum” saja, bahwa pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah di Malang Raya cenderung flat atau datar, atau jika meningkat tidak meningkat signifikan. Kedua, jika dilihat indikator kemiskinan ada kecenderungan yang menurun, meski menurunnya juga tidak signifikan. Ketiga, jika dilihat dari kondisi fiskal (Penerimaan Daerah), ada kecenderungan juga meningkat, meski kenaikkannya juga tidak signifikan. Fakta-fakta inilah yang bisa dibilang sebagai perekonomian yang “adem ayem” dan belum dapat dikatakan sepenuhnya berhasil.

Saya sangat setuju dengan pernyataan, “Sedikit demi sedikit, nanti menjadi bukit”. Namun tentu kita harus melihat daerah-daerah lain tidak hanya di Indonesia, jangan-jangan daerah-daerah lain tersebut telah mengubahnya menjadi sebuah gunung, dan kita masih bangga dengan hanya capaian bukit. Oleh karena itu, lompatan gemilang perlu untuk dilakukkan demi meningkatkan performance yang jauh lebih besar dan hebat.

Sedikit melihat kepiawaian India, yang dalam sekejap (kurang dari satu dekade), mampu membuat Amerika menjadi ketar-ketir. Bukan karena nuklirnya, bukan karena persenjataannya, tapi karena isi otak yang ada dalam masyarakatnya (India), mampu menggeser orang-orang Amerika di negaranya sendiri. Singkat kata, Orang-orang India mampu menggantikkan para ahli-ahli IT (information Technology) yang berpusat di Silicon Valley (Amerika), dengan kekuatan di Bangalore (India) dengan para ahli orang-orang India. Pelajaran penting disini, bahwa pembangunan manusia (Human Resource Development) menjadi suatu kunci sukses suatu daerah atau Negara. Dan inilah salah satu lompatan gemilang India, dibidang ekonomi di tahun 2000.

Kembali dalam konteks malang, singkat kata, bahwa perbaikkan-perbaikkan dan andil pemerintah serta swasta memiliki peran yang strategis dan sangat penting bagi kemajuan Malang Raya. Keadaan krisis saat ini, tentu tidaklah mudah untuk menanggulanginya. Sehingga jika pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan kekuatan fiskal, tidak mengalami perubahan atau penurunan di tahun 2009, kita boleh berbangga dengan pemerintah malang raya. Karena bertahan disaat badai merupakan prestasi yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Namun tentu saja, dispensasi ini hanya jangka pendek saja. Tetap, dalam jangka panjang kita menunggu lompatan-lompatan gemilang tersebut.

Dalam konteks ini, permasalahan dasar ekonomi malang raya yaitu: pengangguran, inflasi (stabilitas harga) dan kemiskinan, harus dapat diprioritaskan secara baik. Hal ini tentu membutuhkan dukungan pemerintah yang bersih dan pemerintah yang smart (pintar). Mengapa peran pemerintah menjadi sangat strategis? Contoh sederhana saja, pengelolaan keuangan yang berwawasan pro-poor budget sudah pasti akan menjawab tantangan kebutuhan dasar masyarakat miskin (pendidikan, kesehatan dll). Sehingga, kebijakan tersebut dapat menjadi step awal bagi masyarakat miskin untuk turut serta mengambil kesempatan dalam pembangunan, dan menghindari mereka dalam lingkaran setan kemiskinan. Kedepan tentu beban pemerintah akan semakin ringan, karena semakin terangkatnya kaum miskin di wilayah tersebut. Contoh lain, pemerintah yang bersih dan smart sudah pasti akan melakukkan pengaturan ekonomi secara baik. Dalam konteks ini level of playing field bagi pemain kecil dan besar tidak akan terganggu karena adanya pengaturan tersebut. Atau dengan kata lain, system ekonomi predator tidak akan berjalan di bumi Malang Raya.

Dalam menjamin perekonomian yang sehat, dan memiliki lompatan-lompatan gemilang dalam pembangunan setidaknya ada beberapa hal dasar yang harus dilakukkan pemerintah Malang raya.

Pertama, Pemerintah harus memastikkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat miskin dapat terpenuhi (Pendidikan, Kesehatan, Perumahan dll). Hal ini menjadi sangat penting untuk memberikkan kesempatan bagi masyarakat miskin untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi, dan mengeluarkan mereka dari lingkaran setan kemiskinan.

Kedua, Pemerintah harus memastikkan bahwa kebutuhan infratruktur dasar haruslah terpenuhi (Jalan, pelabuhan, airport, listrik, telekomunikasi dan koneksi broadband). Infrastruktur yang baik dan maju, akan sangat menolong aktivitas ekonomi masyarakat, dan mengundang investor untuk masuk.

Ketiga, Pemerintah harus mendorong terciptanya kondisi ekonomi yang stabil dan aman.

Keempat, Pemerintah harus mengupayakan suatu sistem asuransi sosial masyarakat yang baik dan professional. Hal ini menyangkut kepedulian pemerintah untuk melakukkan pengaturan yang efektif pada dana pensiunan dan kesehatan masyarakat.

Kelima, Pemerintah harus dapat mendorong terjadinya diseminasi teknologi maju dan terapan kepada para pengusaha-pengusaha daerah (lokal).

Keenam, Pemerintah harus dapat melakukkan pengaturan yang efektif pada kondisi lingkungan dan kesinambungan ekosistem alam.

Keenam solusi diatas tentu dapat dibreakdown secara lebih komprehensif, sehingga dapat menjadi acuan bagi kebijakan-kebijakan strategis di daerah. hal ini tentunya diharapkan agar Malang Raya bisa lebih dinamis dalam perkembangan ekonominya. Modal utama Malang Raya yaitu “Sumber Daya Manusia” yang berkualitas yang ditelurkan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di wilayah ini setiap tahunnya, diharapkan dapat menjadi amunisi awal yang dahsyat bagi pembangunan ekonomi Malang Raya yang berkelanjutan. Hidup AREMA raya.

(www.diassatria.web.id)

Tidak ada komentar: